Wednesday, September 9, 2009

Culture & Belief

I just finished watching National Geographic bertajuk "becoming a King". It was about our Agong, Tuanku Mizan. I am so proud to have a King like him yang meletakkan ugama on top of everything dan mengamalkan tradisi dalam kehidupan seharian. Yang paling impressive was he was schooling and grown up di luar negara but still practice a normal Malay living culture. He is so open minded and humble walaupun berkedudukan tinggi. Kehidupan betahun-tahun di luar negara tidak sedikitpun merubah akidah dan pegangan hidupnya. Sungguh mengagumkan.

Tidak seperti sesetengah orang yang baru duduk di luar negara beberapa tahun tapi dah mengalahkan kehidupan mat saleh. Lebih mementingkan kepentingan diri sendiri daripada keluarga serta gemar memandang rendah kepada kebolehan orang lain. They thought they are so perfect which they are not. They just want to cover their weaknesses dengan mencari kelemahan orang lain. Mereka gemar menuduh orang as pretender sedangkan mereka sebenarnya the biggest pretender.

Anyway, Yang mulia Tuanku Mizan memang berkelayakan menjadi seorang Agong kerana he knows where he stands on dan siapa dirinya di sisi Tuhan. Manusia yang merasakan dirinya lebih besar daripada Allah sememangnya tidak berkelayakan untuk menjadi seorang pemimpin not even a leader to a group of people. Sungguh bertuah permaisuri Agong kita mendapat seorang suami yang begitu bertanggungjawab dan menghagai kehadirannya sebagai seorang isteri . He acknowledged the presence, the support and all her dids of the wife to the yang Pertuan Agong. I hope that all husbands in the world can follow him as he the only example that everybody can see. Kalau boleh all husbands can be like my father but not all Malaysian knows my father he..he.. Tapi for me my father is my idol and the best example of a husband.

Well, I believe it is all about how you been brought up. I am thankful that I've been given a parents like my mother and my father who have given me the base of life. But I am not perfect. At one time saya tergelincir namun bila tersedar I beliveved that there is a room for me to improve and be better as Allah will always open His door. Yes it is a part of my life and I can't erase it but I will move forward to get keredhaanNya. Mungkin itu kelebihan menjadi anak raja where all movement terjaga dan nilai-nilai murni terjaga. Beruntungnya mereka.

Itulah yang dikatakan kehidupan. Sesetengah orang, memang bertuah, while some has to find his/her luck and happiness. Apa yang perlu kita berusaha, redha dan tawakkal.

No comments: